PONTIANAK, Kalbar.onenews.co.id - BEM seluruh Indonesia pun melakukan rembuk mahasiswa se-Kalbar guna menyatukan suara menolak politisasi identitas pada Sabtu 20 Mei 2023 sore. Hal ini bertujuan guna menghindari isu-isu hoax yang dapat memecah belah dan memancing hal-hal yang tidak diinginkan.
Agenda tersebut pun disambut baik oleh Syarifah Ema Rahmaniah selaku Pengamat Sosial dan Mafindo Pontianak
yang turut menjadi pembicara dalam diskusi tersebut menaruh harapan besar terhadap generasi muda dan mahasiswa di Kalbar terkait penolakan politisasi identitas yang menyerang khususnya menjelang tahun politik.
"Mahasiswa harus menjadi agen perubahan dan dapat menangkal isu hoax yang berseliweran di tahun politik," kata Syarifah Ema.
Syarifah Ema pun meminta agar generasi muda jangan sampai menjadi korban bahkan oknum penyebar isu hoax, karna dampaknya sangat besar dan berbahaya.
"Kita perangi betul hal tersebut, jangan sampai kita menjadi korban,terlebih saat pemilu nanti," ujar Syarifah Ema.
Koordinator BEM Se-kalimantan, Sopiallah mengatakan bahwa, bertepatan di hari kebangkitan ini mengajak mahasiswa se Kalbar untuk tidak terpengaruh pada politik yang dapat memecah belah persaudaraan serta adanya kegiatan ini bagaimana memberikan pemahaman politik terhadap generasi muda.
"Agenda ini merupakan sosialisasi dan solusi terhadap politik yang memicu perpecahan, dikalangan masyarakat pada jelang tahun politik," kata Sopiallah.
Selain itu Sopiallah menjelaskan jika pihaknya terus membangun komunikasi jaringan terhadap mahasiswa se Kalimantan Barat dan daerah-daerah terkait isu yang terjadi di daerah.
"Diluar agenda ini, kami tetap diskusi santai bersama teman- teman terkait bagaimana pemilu nanti terhindar isu hoax dan politisasi identitas," tambahnya.
Sementara Agnesia Ermi Komisioner Bawaslu Kalbar menuturkan terkait adanya politik identitas pihaknya mengaku tidak dapat bekerja sendiri, sehingga diharapkan peran serta masyarakat dan generasi muda daerah.
"Ada kejanggalan baik di media sosial atau lingkungan laporkan ke kami karna kita tidak dapat bekerja sendiri menyasar semua lapisan masyarakat,"tutur Agnesia Ermi.
Agenda rembuk mahasiswa se-Kalbar itupun ditutup dengan pembacaan komitmen bersama mendukung pemilu serentak 2024 yang aman , damai dan bermartabat serta menolak segala bentuk politik identitas, ujaran kebencian dan berita bohong yang menimbulkan perpecahan di masyarakat.***
(Tim liputan)

Social Footer